Selasa, 29 Oktober 2013

Karcis Misterius

Sambil bersenangdung Alya menyapu lantai rumahnya. Hari ini dia akan memasak makanan yang lezat. Makanan kesukaan Dani, pacarnya.
Alya segera ke dapur untuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan dimasaknya. Pada saat itulah terdengar bunyi bel.
Ia bergegas ke pintu. Dikiranya orang suruhan dari warung Lim yang datang. Kemarin ibunya memesan beberapa keperluan yang diperlukan Alya selama ayah dan ibunya pergi bertugas ke luar kota. Namun ketika pintu dibuka dia tidak menemukan siapa-siapa.
"Pasti anak-anak nakal," gumamnya kesal seraya menutup pintu kembali.
Pada saat itulah dia melihat dua buah karcis pertunjukkan musik dibawah pintu.
"Ini pasti kejutan dari Dani," gumamnya seraya memungut karcis itu. Rasa kesalnya pun lenyap. Kini berganti dengan rasa bahagia yang meluap karena dia akan pergi menonton bersama Dani.
"Ini mungkin hadiah atas hubungan kami yang telah memasuki usia 3 tahun," pikirnya senang. Menonton sebuah pertunjukkan musik adalah impiannya sejak dulu.
"Aku tidak mengirimkan tiket apapun kepadamu hari ini. Sudah sejak pagi aku dikantor dan tidak bisa keluar karena ada banyak tugas yang harus ku kerjakan," kata Dani takkala Alya meneleponnya untuk menanyakan tiket misterius itu.
"Jadi siapa?" tanya Alya heran. Siapa yang telah mengirim 2 karcis pertunjukan musik yang misterius itu?
"Ku kira kamu yang mengirimnya sebagai hadiah jadian kita," katanya agak kecewa. Dani pasti lupa akan hari penting itu. Dani selalu menggangap hal-hal seperti itu tidak penting.
Sebetulnya Dani memang lupa. Tapi dia berkata seolah-olah dia tidak lupa. Katanya, "Tentu saja aku ingat. Aku sendiri punya kejutan untukmu, yaitu mengajakmu makan malam di sebuah restoran."
"Aaaah," Alya semakin kecewa.
"Kenapa? Apakah kamu tidak ingin makan direstoran mewah?" tanya Dani heran.
"Tidak. Sudah terlalu sering kita makan direstoran," sahut Alya sedih.
"Baiklah. Kalau begitu kita makan saja dulu di restoran. Ku dengar-dengar ada sebuah restoran mewah yang baru buka. Kemudian kita pergi ke pertunjukkan musik. Siapa pun yang mengirimkan karcis itu, anggap saja sebagai hadiah bagi hubungan kita," katanya.
Meskipun dia sebenarnya lebih suka menonton bola bersama adiknya. Tapi demi kebahagiaan Alya, tak apalah.
"Gedung pertunjukkan sudah penuh dengan penonton takkala mereka tiba. Dirigen bahkan sudah mulai memberi aba-aba untuk memulai pertunjukkan. Alya dan Dani bergegas menuju tempat duduk mereka. 
Mereka bertepuk tangan takkala seorang penyanyi muncul. Musik pun mulai mengalun mengirinya suara merdu si penyanyi. Alya menonton dengan penuh hasrat. Ia selalu bertepuk tangan ketika si penyanyi mengakhiri lagunya. Sesekali diliriknya Dani yang duduk disampingnya. Dani duduk sambil memejamkan mata. Nampaknya ia tertidur.
Alya menyentuk Dani.
"Pertunjukkan sudah berakhir," katanya.
Dani terperanjat dan terjaga dari tidurnya. "Oooo, sudah berakhir, ya?" keluhnya lega.
"Pertunjukannya hebat sekali,"gumam Alya dengan rasa puas. Mereka berjalan menuju pintu keluar.
"Kita harus berterima kasih kepada pengirim karcis iu. Kira-kira siapa dia ya?" gumam Alya sambil naik ke dalam mobil. Sepanjang jalan dia selalu bercerita tentang pertunjukkan tadi, sementara Dani mendengarkan sambil mengantuk.
Ketika mereka tiba dirumah Alya, Alya masuk ke dalam rumah sambil bernyanyi kecil sementara Dani menyusul dibelakangnya sambil menggelengkan kepala melihat perilaku Alya. Karena sedang merasa bahagia, dia tidak memerhatikan perubahan di dalam rumahnya. Dia terus saja menuju kamar untuk berganti pakaian.
Tiba-tiba dia memekik kaget.
Dani bergegas menemuinya lalu bertanya dengan kuatir, "Ada apa?"
"Ada pencuri yang masuk," sahut Alya. Dia merasa sulit bernapas takkala melihat isi lemari berantakan dan ia tidak menemukan laptopnya di atas meja. Dia lalu bergegas ke luar menuju kamar orang tuanya. Dan tampak pintu kamar orang tuanya telah rusak karena ulah pencuri. Uang dan perhiasan dari kotak perhiasan di lemari ibunya pun telah lenyap. Juga televisi dan peralatan elektronik yang ada dirumahnya.
Alya terduduk lemas takkala melihat sebuah catatan kecil di atas meja "Sekarang kalian tahu siapa pengirim karcis itu."

0 komentar:

Posting Komentar